top of page

“Lebih Baik Mati daripada Malu,” Nilai-Nilai Bushido dan Budaya Seppuku pada Film The Last Samurai

Writer's picture: stalta kirstalstalta kirstal


Pernahkah kalian menonton film The Last Samurai? Film The Last Samurai merupakan

film laga berlatarkan sejarah yang rilis pada 2003. Film ini menceritakan seorang mantan kapten veteran Perang Saudara Amerika yang mengalami trauma psikologis ditugaskan dalam pelatihan militer Jepang pada era Restorasi Meiji. Tom Cruise sebagai Kapten Algren, melatih tentara Jepang untuk menghadapi pemberontakan para samurai tradisional yang menolak modernisasi.


Film ini menampilkan perkembangan karakter Nathan Algren yang epik, dari seorang yang

mengidap trauma psikis menjadi seorang samurai yang mempelajari budaya Jepang dan etik bushido. Berkat penerimaan klan samurai terhadapnya untuk mempelajari etik bushido, Algren mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan dirinya yang baru. Namun, Bushido itu sebenarnya apa sih? Apa kaitan Bushido dengan samurai? Mari kita telusuri lebih lanjut!


Apa itu Bushido?

Bushido adalah nilai, etika, norma, atau tata krama samurai Kekaisaran Jepang pada masa shogun Kamakura (1192) hingga shogun Tokugawa (1868). Istilah bushido berasal dari kata “bu” yang berarti beladiri, “shi” yang berarti samurai dan “do” yang artinya jalan. Sehingga, bushido memiliki arti jalan samurai atau jalan yang harus ditempuh samurai dalam pengabdiannya.


Nilai-nilai utama dalam bushido terdiri dari tujuh hal yang dikenal juga dengan istilah tujuh kode

etik bushido, yaitu sebagai berikut :

  1. Integritas (Gi 義)

Integritas berarti jujur dan utuh. Keutuhan yang dimaksud yakni keutuhan dari berbagai aspek kehidupan. Jujur dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, serta selalu berpegang pada prinsip-prinsip yang benar.. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido.

  1. Keberanian (Yu 勇)

Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Siap dengan resiko apapun termasuk memperaruhkan nyawa demi memperjuangkan apapun yang diyakini dan dibela olehnya.

  1. Welas Asih (Jin 仁)

Jin merupakan suatu prinsip yang timbul dalam diri manusia berupa rasa kasih sayang terhadap umat manusia. Prinsip ini memberikan gambaran bahwa rasa empati dari dalam diri dapat digunakan untuk selalu menolong terhadap siapapun.

  1. Penghormatan (Rei 礼)

Rei merupakan suatu prinsip yang mengutamakan rasa hormat terhadap siapa saja. Prinsip ini mengajarkan agar setiap manusia itu berlaku sopan dan saling menghargai. Dengan menghormati orang lain maka dampak positif yang diterima ialah memperoleh rasa hormat itu sendiri.

  1. Kejujuran (Makoto 信)

Seorang samurai senantiasa bersikap jujur dan tulus, berkata dan memberikan informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada, tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.

  1. Kehormatan (Meiyo 名誉)

Cara samurai menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushidou secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan yang amoral. Dengan penuh kesadaran, seseorang akan selalu menjaga dirinya agar tidak mengambil keputusan yang salah.

  1. Kesetiaan (Chuugi 忠義)

Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Prinsip ini

membangun rasa bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan. Kesetiaan merupakan bentuk pengabdian dari rasa percaya, hormat dan penuh tanggung jawab.


Apa Itu Seppuku?

Secara etimologis seppuku berasal dari kata setsu dan fuku. Setsu artinya perut dan fuku artinya merobek atau memotong. Jadi pengertian seppuku adalah merobek/memotong perut. Seppuku memiliki keterkaitan yang erat dengan terbentuknya golongan samurai dan bushido. Seperti makna yang tersirat pada kata samurai yaitu pelayan, maka kita memahami bahwa samurai dituntut untuk mengabdi sepanjang hayat kepada majikannya/atasannya, termasuk mengorbankan jiwanya. Di Jepang seppuku merupakan tindakan yang legal yang dilakukan oleh para samurai untuk menebus kesalahannya, untuk permintaan maaf atas ketidakmampuannya, untuk mempertahankan harga diri, menyelamatkan nama baik keluarga maupun kelompoknya dan sebagainya. Seppuku merupakan inti dan dasar dari bushido.



Etika bushido yang telah mengalami masa pengendapan dan pematangan pada era isolasi dalam kepemimpinan keshogunan Tokugawa pada akhirnya menjadi identitas dan karakter nasional bangsa Jepang. Etika bushido secara nasional dipahami sebagai etika yang dapat menjamin stabilitas dan kemandirian bangsa serta diimplementasikan secara menyeluruh oleh masyarakat Jepang dari tingkat masyarakat bawah sampai masyarakat lapisan atas. Satu hal yang menjadi dasar dari pelaksanaan etika bushido adalah keteladanan dari para pemimpin bangsa Jepang. Pada prinsipnya tindakan yang tidak berorientasi pada kepentingan masyarakat umum dan bangsa dianggap tindakan yang tidak terpuji dan merendahkan martabat bangsa.


Bushido telah memberikan kontribusi besar dalam pembentukan karakter orang Jepang. Semangat ini masih mendominasi masyarakat Jepang. Akan tetapi sangat sulit menemukan semangat ini pada kaum muda Jepang. Maka dari itu, di era modern Jepang sendiri bushido sangat bergantung pada tiap individu masing-masing ada yang memiliki kesadaran kuat tentang itu dan ada yang tidak. Namun penerapan nilai-nilai dari bushido di dalam dunia kerja di Jepang sudah menjadi ciri khas masyarakat Jepang tersendiri.


__


Sumber :


Penulis :

1. Balqis Zafira

2. Kayla Safira Arianti

Comments


©2022 by Humas KIR SMA Negeri 38 Jakarta

bottom of page