Masih banyaknya misteri yang tersimpan tentang bulan membuat manusia telah berspekulasi tentang keterkaitan fase bulan terhadap kehidupan di bumi. Beredarnya mitos dan teori tentang bulan di antara masyarakat telah membangkitkan banyak pertanyaan.
Sejak zaman purba, bulan purnama telah dikaitkan dengan perilaku aneh atau gila, termasuk tidur sambil berjalan, bunuh diri, aktivitas ilegal, kekerasan, dan tentu saja kemungkinan berubah menjadi serigala. Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak pengobatan modern, menulis pada abad ke-5 SM bahwa “Orang yang mengalami ketakutan dan kegilaan di malam hari sedang dikunjungi oleh dewi bulan”. Kata “lunacy” atau “lunatic” yang berarti kegilaan memang diambil dari nama dewi bulan dalam mitologi Romawi, Luna, yang mengendarai kereta peraknya di langit setiap malam. Legenda tersebut akhirnya telah dibuktikan oleh penelitian modern yang telah memberikan cahaya baru tentang keterkaitan fase bulan terhadap pola tidur manusia.
Apa Itu Fase Bulan?
Pada beberapa malam bola mengambang ini penuh dan berkilau, hanya untuk menyusut menjadi bulan sabit samar beberapa minggu kemudian. Meskipun bulan tampak mengalami transformasi fisik setiap malam, ternyata ini hanyalah ilusi yang diciptakan oleh tarian astronomi yang rumit.
Bulan tidak menghasilkan cahayanya sendiri melainkan disinari oleh Matahari, bergantung pada posisi Matahari, Bulan, dan Bumi satu sama lain, jumlah pantulan sinar matahari yang berbeda terlihat dari Bumi. Pergeseran perspektif terestrial kita menciptakan bentuk Bulan yang selalu berubah.
Transformasi siklus bulan dibagi menjadi delapan fase. Delapan fase tersebut adalah: bulan baru, bulan sabit awal, bulan paruh awal, bulan cembung awal, bulan purnama, bulan cembung akhir, bulan paruh akhir, dan bulan sabit akhir.
Bisakah Fase Bulan Mempengaruhi Pola tidur?
Efek Bulan ke Bumi sangat menarik, dan tanpa disadari membentuk kehidupan di Bumi. Bulan telah ada di orbit selama evolusi berlangsung, dan ritme Bulan tertanam dalam siklus hidup banyak organisme. Perubahan tingkat cahaya yang dipantulkan oleh Bulan juga memiliki dampak mengejutkan pada kehidupan di Bumi. Tidak hanya pengaruh pencahayaan rendah terhadap sejumlah hewan nokturnal yang menarik, tetapi beberapa organisme juga bergantung langsung pada cahaya Bulan untuk bernavigasi dan berkembang biak. Tanpa adanya tarikan kuat dari Bulan yang mempengaruhi pasang surut air laut, kehidupan hewan terutama di zona intertidal harus beradaptasi dengan cepat. Zona intertidal adalah suatu daerah yang berada di atas permukaan air, tepatnya di daerah rentang pasang surut.
Penelitian dalam Science Advances menunjukkan fase Bulan dapat mempengaruhi tidur manusia. Penelitian tersebut menunjukkan jelang bulan purnama, jam tidur manusia akan semakin larut dengan durasi tidur yang lebih singkat. Profesor Departemen Biologi University of Washington, Horacio de la Iglesia, menyatakan waktu tidur manusia lebih singkat 50 menit pada malam sebelum bulan purnama. Jam tidur manusia juga rata-rata mundur 30 menit dari biasanya dalam periode itu. Hal tersebut, menurut Peneliti dari University of Washington, Leandro Casiraghi, dipengaruhi dari cahaya bulan menjelang bulan purnama yang terlihat cerah setelah matahari terbenam.
Untuk sampai pada kesimpulan mereka, para peneliti mempelajari orang-orang di tiga komunitas di Argentina: satu di pinggiran kota, pemukiman pedesaan kecil dengan akses listrik terbatas, dan sekelompok orang di daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke lampu listrik. Penulis penelitian juga menganalisis siklus tidur 464 mahasiswa Universitas Washington yang mengambil bagian dalam studi tidur. Semua peserta mengenakan alat pelacak tidur setidaknya selama satu minggu dan bagi sebagian orang hingga dua bulan. Para peneliti membandingkan pola tidur mereka dengan fase bulan, seseorang membutuhkan waktu 30 hingga 80 menit lebih lama untuk tertidur selama menjelang bulan purnama, dan orang kehilangan waktu tidur total antara 20 menit hingga 90 menit pada malam-malam itu. Para peneliti mengatakan mungkin bulan purnama membuat orang lebih aktif di malam hari yang menyebabkan perbedaan tidur lebih terasa di komunitas dengan akses listrik yang minim. Cahaya buatan juga mungkin menghasilkan efek serupa.
Mengapa Bulan Memengaruhi Siklus Tidur?
Terdapat 3 faktor Bulan yang dapat mempengaruhi waktu tidur, diantaranya:
1. Sinar Bulan
Banyak orang berteori bulan purnama menyebabkan gangguan tidur karena banyaknya sinar Matahari yang dipantulkan kembali ke Bumi. Naik turunnya kadar hormon pada tubuh merupakan respons terhadap persepsi cahaya selama 24 jam. Oleh karena itu, intensitas cahaya berpengaruh cukup signifikan pada kualitas tidur.
Namun, ada beberapa kekhawatiran tentang sinar bulan sebagai penyebab utama gangguan tidur. Faktanya, intensitas cahaya sinar bulan hanyalah 7% dari kekuatan sinar matahari sehingga intensitasnya relatif rendah. Orang terekspos dengan lebih banyak cahaya buatan di malam hari daripada cahaya yang dipantulkan oleh Bulan. Selain itu, studi penelitian tentang gangguan tidur saat bulan purnama seringnya dilakukan pada malam berawan atau di lingkungan tertutup tanpa jendela.
2. Elektromagnetisme
Teori lain yang populer adalah kemampuan bulan untuk menyebabkan fluktuasi elektromagnetik di Bumi. Medan elektromagnetik bumi memiliki ekor panjang atau "Magnetotail" yang dibentuk oleh angin matahari. Saat bulan mengorbit Bumi setiap bulan, ia melewati magnetotail selama fase bulan purnama dan menjadi bermuatan negatif. Muatan magnet bulan kemudian dapat memengaruhi medan elektromagnetik bumi melalui proses umpan balik yang canggih.
Penelitian menunjukkan bahwa manusia mungkin sensitif terhadap variasi geomagnetik tingkat rendah. Peristiwa geomagnetik lainnya (seperti badai geomagnetik dan aurora borealis/australis [Northern/Southern Lights]) yang menghasilkan fluktuasi geomagnetik sebanding dengan dampak Bulan telah dikaitkan dengan berbagai efek kesehatan, termasuk sakit kepala, perubahan tekanan darah dan aliran darah, perubahan ritme detak jantung, dan bahkan serangan jantung.
Sementara dasar biologis yang tepat untuk perubahan ini tidak jelas, penelitian menunjukkan beberapa mekanisme yang melibatkan kadar hormon tubuh, kerusakan DNA, dan peradangan.
3. Gravitasi
Teori bahwa tarikan gravitasi bulan memengaruhi kesehatan manusia didasarkan pada fakta bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, dan gravitasi bulan memiliki efek nyata pada pasang surut laut. Kritik terhadap teori ini menyebutkan bahwa tarikan gravitasi bulan berpengaruh sangat sedikit kepada manusia. Para peneliti memperkirakan bahwa dampak pasang surut bulan pada seseorang berukuran kurang dari sepersejuta ukuran atom.
Tarikan gravitasi bulan juga kira-kira sama selama bulan purnama dan bulan baru. Oleh karena itu, setiap perubahan tidur yang terjadi selama fase bulan tertentu tidak mungkin disebabkan oleh perubahan gravitasi saja.
Tips untuk Tidur Lebih Baik
Meskipun ada beberapa penelitian mencolok yang menunjukkan bahwa fase Bulan dapat memengaruhi siklus tidur. Pada titik ini, penelitian tersebut hanya bersifat sugestif. Untungnya, ada strategi berbasis kenyataan yang dapat Anda gunakan untuk tidur nyenyak malam ini, terlepas dari pengaruh langit.
Kebersihan tidur adalah salah satu cara yang paling mudah didekati dan membantu untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak. Ini termasuk menyesuaikan lingkungan kamar tidur Anda dan mempraktikkan perilaku tertentu untuk membuat Anda tidur nyenyak. Hal-hal sederhana seperti memastikan kamar tidur Anda gelap, membatasi kafein, menghindari cahaya biru, dan menjaga jadwal tidur bisa sangat membantu.
Sources :
Written by :
Syahira Andini Ilham
Raisyah Anadia Putri
Nethanael Ebenezer Bukit
Edited by : STALTA Team
Comments