top of page
Writer's picturestalta kirstal

AIR LIUR MANUSIA YANG MENGALAHKAN KEKUATAN MORFIN

by kiii polaris '23


Rasa sakit sangat sering kita rasakan dalam kehidupan. Sudah banyak inovasi obat-obat yang dapat membantu meredakan rasa sakit dan nyeri. Penelitian terhadap obat-obatan terus dilakukan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang ada sekarang ataupun nanti. Namun, bagaimana jika pereda rasa sakit sebenarnya ada di dalam tubuh kita?


Senyawa opiorphin adalah jawabannya. Senyawa opiorphin ini terkandung di dalam air liur manusia dan sifatnya tidak adiktif sama sekali. Senyawa ajaib ini bekerja pada sel-sel saraf tulang belakang. Ia dapat menahan rasa sakit dari kerusakan senyawa pengatur respon tubuh, senyawa enkephalins, agar tidak menyalurkannya ke otak. Ia juga mencegah kerja protease (senyawa hydrolase yang memecah protein menjadi molekul sederhana), karena salah satu fungsi protease adalah memastikan sinyal-sinyal dalam tubuh dikirim dan diterima oleh otak.


Hal ini seperti yang dijelaskan oleh peneliti dari Pasteur Institute di Paris, Prancis, Catherine Rougeot, dalam temuannya bersama timnya yang diterbitkan lewat jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.


Ia mengatakan rasa sakit reda karena kerusakan senyawa dalam tubuh yang bernama enkephalins dicegah oleh senyawa orpiorphin, yang nantinya akan mengaktifkan reseptor opiat agar sinyal rasa sakit tidak diterima oleh otak.


Rougeot melakukan percobaan pada tikus untuk penelitian ini. Pada awalnya, ia menemukan bahwa tikus sendiri mempunyai senyawa yang dapat menahan rasa sakit pada tikus. Kemudian, Rougeot pun meneliti kandungan air liur dan menemukan adanya zat opiorphin.


Ia melakukan perbandingan kekuatan antara opiorphin dengan morfin pada tikus. Hasil sampel menyatakan bahwa tikus yang diberi morfin perlu dosis 6 mg/kg untuk mendapatkan hasil yang hampir sama dengan tikus yang diberi dosis 1 mg/kg senyawa opiorphin. Dengan demikian, senyawa opiorphin bekerja enam kali lebih baik daripada morfin. Hal ini tentu merupakan keuntungan menggunakan senyawa opiorphin selain sifatnya yang non-adiktif tersebut.


Beberapa peneliti lain, seperti Alistair Corbett, seorang peneliti dari Glasgow Caledonian University, berpendapat bahwa opiorphin tidak bekerja pada penyakit tersebut melainkan hanya mencegah sinyal reseptor rasa sakit tidak sampai ke otak.


Sampai saat ini, para peneliti masih terus meneliti air liur manusia. Masih banyak pertanyaan dan dibutuhkan waktu penelitian yang panjang untuk menjawabnya. Meskipun begitu, para ahli akan terus berupaya agar air liur ini dapat bekerja secara efektif dan efisien sebagai salah satu alternatif pereda rasa sakit manusia.


Catatan kaki:



Comments


bottom of page